Ikuti Tes Kepribadian dari bentuk kepalan tanganmu, bentuk kepalan tanganmu akan ungkap karakter tersembunyimu.

Terkadang cara terbaik untuk mengetahui sesuatu tentang diri adalah dengan melihat apa yang sering kita lakukan.

Meskipun hal kecil yang tak perlu kita pikirkan.

Kali ini, satu tindakan sederhana yang sering kamu lakukan dapat mengungkapkan kepribadian tersembunyimu.

Sekarang, coba tutup mata dan jernihkan pikiranmu dulu.

Coba lakukan tinju atau kepalan tangan yang paling refleks dan dominan kamu lakukan.

Lalu bukalah matamu.

Mana bentuk kepalan tanganmu dari tiga gambar ini ?

Jika sudah temukan kepalan tanganmu, berikut jawaban dari kepribadian yang jarang kamu sadari yang Tribunnews.com himpun dari theepochtimes.com:

# 1

Jika kepalan tanganmu sama dengan gambar satu, kamu adalah orang yang kuat.

Tipe orang yang menempatkan ibu jari di luar jari yang terselip dan mengarahkan ke atas adalah tipe orang penuh semangat.

Kamu berdiri dengan bangga untuk diri mereka sendiri dan untuk orang lain.

Kepribadian ini ingin lebih dominasi daripada lainnya.

Selain itu, kamu juga suka memimpin.

Dia juga dikenal memiliki karakter sangat kuat.

# 2

Baca Juga : Foto Udara: Kericuhan Massa di Tol Slipi, Jakarta

Massa aksi unjuk rasa menolak Undang-undang yang menuai polemik kembali ricuh. Massa terlibat bentrok dengan aparat kepolisian yang berjaga di sekitar gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Senin (30/9/2019).

Sebagian massa masuk ke Tol Dalam Kota, aksi tersebut juga diwarnai tembakan gas air mata ke arah kerumunan.

Foto udara yang diambil kumparan menggambarkan situasi kerumunan bentrokan massa yang terjadi di sekitar fly over Slipi , Palmerah, dan sekitar gedung DPR RI.

Selain itu, tampak juga asap dari gas air mata saat kerumunan massa tersebut berpencar ke berbagai arah.

Hari ini adalah masa jabatan terakhir bagi anggota DPR Periode 2014-2019. Rapat paripurna hari ini menandai akhir jabatan para wakil rakyat itu. Hanya satu agenda dalam rapur kali ini yakni pidato Ketua DPR Bambang Soesatyo.

Seusai pidato Bamsoet sekaligus menandai berakhirnya rapat paripurna, anggota DPR beramai-ramai berfoto di ruang paripurna, ada yang selfie, hingga berfofo di depan meja pimpinan DPR.

Salah satu ucapan perpisahan disampaikan Anggota DPR fraksi NasDem Akbar Faizal yang gagal ke Senayan. Dia meminta maaf kepada publik jika selama bekerja terdapat kesalahan.

"Sambil memohon, saya berharap, bahwa apa yang kita lakukan hari ini dicatat, 560 orang hari ini telah berusaha dengan baik, saya menuntut, maafkan saya, maafkan kami, apabila kami keliru telah menjalankan tugas sebagai wakil rakyat 5 tahun ini," kata Akbar.

Tercatat hanya 50,26% atau 289 orang yang terpilih di DPR periode berikutna, sisanya gagal melenggang ke Senayan.

Ketua DPR Bambang Soesatyo dalam pidatonya berterima kasih atas kritik dan saran dari publik dia menyebut kritik itu akan menjadi masukan berharga bagi anggota DPR periode berikutnya.

Bamsoet juga memotivasi para anggota yang tak lagi terpilih, dia mengucapkan selamat di mana pun anggota yang gagal itu kini bertugas.

"Saya ucapkan selamat bekerja kepada Anggota DPR yang terpilih kembali. Bagi yang tidak terpilih kembali, kami mengucapkan selamat bekerja dan mengabdi di tempat tugas yang baru. Semua tugas adalah mulia, dan dapat menjadi jalan bagi kita untuk menunjukkan kecintaan kepada republik ini," pungkasnya.

Anggota DPR/DPD periode 2019-2024 yang terpilih akan dilantik dan diambil sumpahnya pada Selasa (1/10) besok.

Sakit hati antargeng sekolah menjadi pemicu pengeroyokan yang mengakibatkan meninggalnya EG (17), pelajar salah satu SMK Negeri di Kota Yogyakarta. Perselisihan geng sekolah tersebut sudah turun-menurun, sehingga tidak ada masalah prinsip yang sebenarnya menjadi penyebab pembunuhan tersebut.

"Jadi perselisihan itu sudah turun-menurun. Tidak ada masalah prinsip baru-baru ini. Ini masalah klasik bahwa Respect (kelompok geng) itu memiliki dendam pribadi dengan (geng) Coregsa, itu saja," tutur Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Sutikno, di sela reka ulang kasus pembacokan di lokasi kejadian, Minggu (29/9/2019).

Dalam kejadian ini, polisi sebenarnya menangkap 9 orang yang diduga pelaku pengeroyokan yang menewaskan EG. Namun dari hasil pemeriksaan sementara, polisi baru menetapkan 7 orang tersangka yang keseluruhannya anak di bawah umur. Dan kini polisi masih terus berusaha melakukan pengembangan terkait kasus tersebut.

Jika ditemukan fakta baru dalam pemeriksaan dan reka ulang kejadian pengeroyokan, tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan tersangka. Reka ulang yang dilaksanakan minggu pagi ini memang untuk mencocokkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sebelumnya.

Dalam reka ulang tersebut ada 18 adegan yang diperagakan oleh 7 orang tersangka ini. Reka ulang ini dilaksanakan di dekat Perempatan Menukan yang berdekatan dengan sebuah swalayan besar di lokasi pengeroyokan tersebut.

Reka ulang dilaksanakan pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB karena dikhawatirkan mengganggu aktivitas warga. Bahkan, polisi terpaksa menutup semua akses jalan yang menuju ke lokasi kejadian.

Seorang siswi SMA di Cirebon, Jawa Barat diperkosa oleh lima pria setelah mereka mencekoki korban dengan minuman keras (miras).

Siswi yang berusia 16 tahun itu diperkosa secara bergilir selama 12 jam dari pukul 22.00 WIB hingga 10.00 WIB.

Melansir iNews, Sabtu (28/9/2019) korban menceritakan pemerkosaan tersebut kepada orang tuanya yang kemudian melaporkannya ke Polres Cirebon.

Petugas Satreskrim Polres Cirebon lalu kelima pelaku, yakni Hasan (HN), Jaya (JY), Jasuta (JA), Rohmat (RT) dan Fikih (F-H).

Kapolres Cirebon AKBP Suhermanto menjelaskan, pemerkosaan berawal saat korban berkenalan dengan salah satu pelaku di media sosial (medsos). Setelah akrab, pelaku mengajak korban bertemu.

Saat pertemuan tersebut, pelaku memberi korban miras jenis ciu. Korban yang sudah tidak sadar kemudian memerkosanya secara bergilir.

“Pelakunya ada lima orang. Perbuatan ini berlangsung di tiga TKP, dari malam hingga pukul 10 pagi, dalam kondisi korban tidak sadar karena dicekoki miras,” ujar Suhemanto saat gelar perkara di Mapolres Cirebon.

Para pelaku yang merupakan buruh serabutan dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun kurungan penjara.